Jumat, 17 Agustus 2012

Perang Dengan Makhluk Tak Diundang.


Di rumah ada tamu tak diudang. Parahnya, tamu tersebut tak bisa di usir dengan kata-kata. Selain tak diundang, makhluk ini juga sangat mengganggu. karena mereka, malam-malam saya harus diisi dengan permainan hide and seek.
Makhluk itu adalah tikus.

Setiap malam, ruang makan sudah jauh dari kata sepi. Perabot-perabot yang berada di dalam maupun di atas almari selalu bergerak karena dijadikan taman bermain para tikus.
Karena bosan dengan kondisi itu, saya akhirnya menyatakan perang dengan tikus.
Senjata yang biasa dipakai umumnya ada dua, dengan racun, atau dengan lem tikus.
Kelemahan dari racun tikus adalah mencari tubuh si makhluk pengerat, bisa saja si tikus mati saat berada diatas atap. Dan malah menyulitkan untuk membuang mayat yang sudah mengeluarkan bau super tak enak tersebut.
Akhirnya lem tikus dipilih sebagai senjata perang kali ini.
Mini market terdekat menjadi tujuan, lem tikus segera di beli. Melihat lem tikus tersebut, teringat dengan lem super yang di pakai kemarin saat kasus kunci bengkok. Apa sih perbedaan lem tikus dan lem super? Rasa ingin tahu saya bertanya.
Pada lem super (super glue). Struktur lemnya cair, cepat bereaksi dan mengeras jika terkena udara. Ternyata lem ini terbuat dari bahan inti yang bernama Cyanoacrylate (CA). bahan tersebut memiliki daya rekat yang cepat dan sangat kuat. Namun Cyanoacrylate dapat luluh dengan Acetone dan Air hangat.
Untuk lem tikus, strukturnya lebih kental, terlihat seperti jelly, dan tidak akan mengeras walaupun terkena udara. Berdasarkan http://dr-plant.blogspot.com/2011/10/lem-tikus.html Lem tikus ternyata dapat dibuat dengan komposisi sebagai berikut:
Gondorukem 40%, oli/minyak 35%, latex 20%
Gondorukem adalah olahan getah hasil sadapan pada batang pinus. Latex adalah getah kental, seringkali mirip susu yang dihasilkan banyak tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Sedangkan oli adalah bahan yang biasa digunakan pada motor sebagai pelumas.
Pada malam harinya, waktu dimana perang terjadi. Persiapan telah dilakukan, lem tikus sudah di letakkan di atas tripleks. Pemilihan tempat strategis untuk meletakkan perangkap menjadi kunci keberhasilan perang ini.
Tak sampai 15 menit setelah lampu ruang makan dipadamkan. Bunyi tikus yang meronta berusaha melepaskan diri terdengar. Perangkap berhasil memakan korban.
Membunuh tikus yang meronta itu tak semudah membunuh nyamuk. Diperlukan kayu yang cukup keras untuk membuat tikus tidak bergerak lagi.
Walaupun hanya tikus, perasaan membunuh makhluk bernyawa sepertinya membuat hati ini tidak setentram biasanya. Tapi setelah dipikir dengan logika, tikus pengganggu di rumah itu adalah hama, merusak berbagai perabot, dan juga mengundang penyakit. Setelah bertanya dengan ustadz pun, diketahui bahwa tikus adalah salah satu hewan yang tidak mengapa untuk dibunuh, bahkan dianjurkan.
Perasaan lega akhirnya muncul, berdasarkan logika, emosi maupunn Agama. Hama tikus memiliki semua kriteria untuk dibasmi. Hehe
Sudah 2 malam perang dengan tikus berlangsung, 4 ekor tikus telah berhasil dibasmi. Tapi mereka belum habis, di dapur masih terdengar beberapa tikus yang bermain-main.
Perangkap kembali dipersiapkan.
Perang dengan tikus belum berakhir.

0 komentar:

Posting Komentar