Bulan Suci Ramadhan telah berada di penghujungya,
seluruh umat muslim yang mengetahui keuatamaan serta betapa istimewanya bulan
ini, pasti akan beresedih. bersedih karena harus berpisah dengan bulan yang penuh kemuliaan, bulan dimana pahala amal kebaikan akan di lipatgandakan, bulan dimana terdapat malam yang keutamaannya seperti keuatamaan seribu bulan. bayangkan friend, umur kita saja belum tentu akan selama sembilan ratus bulan.. :) semoga kita termasuk orang yang bersedih karena berpisah dengan bulan Ramadhan.
Walaupun pemerintah baru akan mengumumkan pengumuman
nanti malam, tapi sepertinya hampir semua masyarakat indonesia sudah yakin
bahwa hari minggu besok adalah hari Raya Idul Fitri. Hari pertama ramadhan
tahun ini diumumkan pemerintah jatuh pada tanggal 21 juli lalu, jika dihitung-hitung
sekarang adalah puasa ke 29. Oleh karena itu, kemungkinan menggenapkan puasa menjadi 30
hari masih ada, ditentukan dari Hilal.
Terlepas dari itu, Tulisan kali ini Bukan untuk
menjelaskan cara melihat hilal ataupun memperdebatkan kapan Hari Raya Idul Fitri.
Postingan kali ini terinspirasi dari status
teman-teman di Facebook maupun Twitter, banyak yang membuat status yang tema-nya
satu, yaitu Hari Puasa terakhir. 
Sepertinya banyak orang yang lupa, mungkin
saja hari ini adalah hari terakhir di bulan ramadhan 1433 H, tapi hari ini bukanlah puasa yang terakhir di tahun ini.
Kita jangan sampai lupa, puasa
adalah ibadah yang tidak hanya dilakukan di Bulan Suci Ramadhan. Ada juga puasa-puasa
yang dilakukan di luar bulan Ramadhan. (terima kasih untuk
teman yang mengingatkan). Puasa yang dilaksanakan di luar Bulan Ramadhan Adalah puasa-puasa sunnah. Tak usah jauh-jauh, sehari setelah hari raya Idul Fitri ada
puasa sunnah yang sangat rugi jika kita lewatkan.
Ya, Postingan kali ini tentang puasa-puasa sunnah yang perlu diketahui
oleh kaum muslimin, dan diamalkan tentunya :)
1) Puasa 6 hari dibulan syawwal
Berdasarkan hadits Abu Ayyub Al-Anshari bahwa Raulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“barangsiapa
 yang berpuasa ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari dibulan 
syawwal,maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR.Muslim: 1164 )
Hadits
 ini merupakan nash yang jelas menunjukkan disunnahkannya berpuasa enam 
hari dibulan syawwal. Adapun sebab mengapa Rasulullah shallahu ‘alaihi 
wasallam menyamakannya dengan puasa setahun lamanya, telah disebutkan 
oleh Imam Nawawi rahimahullah bahwa beliau berkata:
“berkata
 para ulama: sesungguhnya amalan tersebut sama kedudukannya dengan puasa
 sepanjang tahun,sebab satu kebaikannya nilainya sama dengan sepuluh 
kali lipat, maka bulan ramadhan sama seperti 10 bulan,dan enam hari sama
 seperti dua bulan.” (Syarah Nawawi:8/56)
Hal ini dikuatkan dengan hadits Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
صيام شهر رمضان بعشرة أشهر وصيام ستة أيام بشهرين فذلك صيام سنة 
“berpuasa
 ramadhan seimbang dengan sepuluh bulan,dan berpuasa enam hari seimbang 
dengan dua bulan,maka yang demikian itu sama dengan berpuasa setahun.” (HR.Nasaai dalam Al-kubra (2860),Al-Baihaqi (4/293),dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa’ (4/107).
2) Puasa senin dan kamis 
Berdasarkan
 hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah 
radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam ditanya 
tentang puasa pada hari senin? Maka beliau menjawab:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فيه وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أو أُنْزِلَ عَلَيَّ فيه
“itu adalah hari yang aku dilahirkan padanya,dan aku diutus,atau diturunkan kepadaku (wahyu).” (HR.Muslim:1162)
Juga
 diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan yang lainnya dari Aisyah radhiallahu 
anha bahwa beliau ditanya tentang puasanya Rasulullah shallahu ‘alaihi 
wasalam, maka beliau menjawab:
وَكَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
“adalah beliau senantiasa menjaga puasa pada hari senin dan kamis” (HR.Tirmidzi (745),Ibnu Majah:1739,An-Nassai (2187),Ibnu Hibban (3643).dan dishahihkan Al-Albani dalam shahih Ibnu Majah)
Juga
 diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Nabi shallahu 
‘alaihi wasalam berpuasa pada hari senin dan kamis. Lalu ada yang 
bertanya: sesungguhnya engkau senantiasa berpuasa pada hari senin dan 
kamis? Beliau menjawab:
تُفَتَّحُ
 أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يوم الإثنين وَالْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ فِيهِمَا 
لِمَنْ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شيئا إلا الْمُهْتَجِرَيْنِ يُقَالُ رُدُّوا
 هَذَيْنِ حتى يَصْطَلِحَا
“dibuka
 pintu-pintu surga pada hari senin dan kamis,lalu diampuni (dosa) setiap
 orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun,kecuali dua 
orang yang saling bertikai,dikatakan: biarkan mereka berdua sampai 
keduanya berbaikan.” (HR.Tirmidzi (2023),Ibnu Majah (1740),dan dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi dan Ibnu Majah)
3) Puasa Dawud Alaihissalam
Berdasarkan
 hadits yang datang dari Abdullah bin Amr bin ‘Al-Ash radhiallahu’anhu 
bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda
أَحَبُّ
 الصِّيَامِ إلى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ كان يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ 
يَوْمًا وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إلى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ كان يَنَامُ 
نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ
“puasa
 yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah puasa Dawud,beliau berpuasa 
sehari dan berbuka sehari.Dan shalat yang paling dicintai Allah adalah 
shalatnya Dawud,beliau tidur dipertengahan malam,lalu bangun (shalat) 
pada sepertiga malam,dan tidur pada seperenamnya.” (HR.Bukhari :3238,dan Muslim:1159)
Dalam riwayat lain beliau shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
لَا صَوْمَ فَوْقَ صَوْمِ دَاوُدَ عليه السَّلَام شَطْرَ الدَّهَرِ صُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا
“tidak ada puasa (yang lebih utama) diatas puasa Dawud Alaihisssalam,setengah tahun,berpuasalah sehari dan berbukalah sehari.” (HR.Bukhari: 1879,Muslim:1159)
4) Puasa tiga hari dalam sebulan
Berdasarkan hadits Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam berkata kepadanya:
وَإِنَّ
 بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فإن لك بِكُلِّ 
حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا فإن ذلك صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
“dan
 sesungguhnya cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan,karena 
sesungguhnya bagimu pada setiap kebaikan mendapat sepuluh kali 
semisalnya,maka itu sama dengan berpuasa setahun penuh.” (HR.Bukhari:1874,Muslim:1159)
Juga
 diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau ditanya oleh 
Mu’adzah Al-Adawiyyah: apakah Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam 
senantiasa berpuasa tiga hari dalam setiap bulan? Maka beliau menjawab: 
iya.Lalu ditanya lagi: pada hari yang mana dari bulan tersebut? Beliau 
menjawab:
لم يَكُنْ يُبَالِي من أَيِّ أَيَّامِ الشَّهْرِ يَصُومُ
“beliau tidak peduli dihari yang mana dari bulan tersebut ia berpuasa.” (HR.Muslim:1160)
Juga dari hadits Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa beliau berkata:
أَوْصَانِي خَلِيلِي e بِثَلَاثٍ صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ من كل شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قبل أَنْ أَنَامَ
“Teman
 setiaku Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam memberi wasiat kepadaku 
untuk berpuasa tiga hari dalam setiap bulan,mengerjakan shalat dua 
raka’at dhuha,dan agar aku mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur.” (HR.Bukhari:1180)
Hadits
 ini menjelaskan bahwa diperbolehkan pada hari yang mana saja dari bulan
 tersebut ia berpuasa,maka ia telah mengamalkan sunnah.Namun jika ia 
ingin mengamalkan yang lebih utama lagi,maka dianjurkan untuk berpuasa 
pada pertengahan bulan hijriyyah, yaitu tanggal 13,14 dan 15. Hal ini 
berdasarkan hadits yang datang dari Abu Dzar radhiallahu’anhu bahwa 
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
يا أَبَا ذَرٍّ إذا صُمْتَ من الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“wahai
 Abu Dzar,jika engkau hendak berpuasa tiga hari dalam sebulan,maka 
berpuasalah pada hari ketiga belas,empat belas dan lima belas.” 
(HR.Tirmidzi:761,An-Nasaai:2424,ahmad:5/162,Ibnu Khuzaimah: 
2128,Al-Baihaqi: 4/292.Dihasankan oleh Al-Albani dalam 
Al-Irwa’:4/101-102)
Puasa
 tiga hari dipertengahan bulan ini disebut dengan hari-hari putih. Dalam
 riwayat lain dari hadits Abu Dzar radhiallahu’anhu,beliau berkata:
أَمَرَنَا
 رَسُولُ اللَّهِ e أَنْ نَصُومَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاثَةَ أَيَّامِ 
الْبِيضِ ثَلاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam memerintah kami untuk berpuasa tiga hari-hari putih dalam setiap bulan:13,14 dan 15.” (HR.Ibnu Hibban:3656)
disebut sebagai “hari-hari putih”
 disebabkan karena malam-malam yang terdapat pada tanggal tersebut bulan
 bersinar putih dan terang benderang. (lihat:fathul Bari:4/226)
Yang
 lebih menunjukkan keutamaan yang besar dalam berpuasa pada hari-hari 
putih tersebut, dimana Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam tidak pernah 
meninggalkan amalan ini. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas 
radhiallahu’anhu bahwa beliau berkata:
كان رسول اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم لا يَدَعُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيضِ في سَفَرٍ وَلا حَضَرٍ
“adalah
 Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam tidak pernah meninggalkan puasa 
pada hari-hari putih,baik diwaktu safar maupun disaat mukim.” (HR.At-thabarani: ,dishahihkan Al-Albani dalam shahihul jami’:4848).
5) Puasa Arafah
Berdasarkan
 hadits Abu Qatadah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi 
wasalam ditanya tentang puasa pada hari arafah,Beliau menjawab:
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
“menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR.Muslim:1162)
Kecuali
 bagi mereka yang sedang wukuf di Arafah dalam rangka menunaikan ibadah 
haji,maka tidak dianjurkan berpuasa pada hari itu. Berdasarkan hadits 
Ibnu Abbas radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam 
berbuka di Arafah,Ummul Fadhl mengirimkan segelas susu kepada 
beliau,lalu beliau meminumnya.” (HR.Tirmidzi: 750,dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)
Juga
 diriwayatkan dari hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhu bahwa beliau 
ditanya tentang hukum berpuasa pada hari Arafah di Arafah?,beliau 
menjawab”
حَجَجْتُ
 مع النبي e فلم يَصُمْهُ وَمَعَ أبي بَكْرٍ فلم يَصُمْهُ وَمَعَ عُمَرَ 
فلم يَصُمْهُ وَمَعَ عُثْمَانَ فلم يَصُمْهُ وأنا لَا أَصُومُهُ ولا آمُرُ 
بِهِ ولا أَنْهَى عنه
“aku
 menunaikan ibadah haji bersama Nabi shallahu ‘alaihi wasalam dan beliau
 tidak berpuasa pada hari itu,aku bersama Abu Bakar radhiallahu’anhu 
beliau pun tidak berpuasa padanya,aku bersama Umar dan beliau pun tidak 
berpuasa padanya,aku bersama Utsman dan beliau pun tidak berpuasa 
padanya. Dan akupun tidak berpuasa padanya,dan aku tidak 
memerintahkannya dan tidak pula melarangnya.” (HR.Tirmidzi:751.Dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)
6)Puasa dibulan muharram,khususnya pada hari ‘Asyura (10 muharram)
Bulan
 muharram adalah bulan yang dianjurkan untuk memperbanyak berpuasa 
padanya. Berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa 
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“puasa
 yang paling afdhal setelah ramadhan adalah bulan Allah: muharram,dan 
shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR.Muslim:1163)
Dan
 diantara hari-hari dibulan tersebut,lebih dianjurkan lagi berpuasa pada
 hari Asyura,yaitu tanggal 10 muharram. Banyak hadits-hadits yang 
menunjukkan sangat dianjurkannya berpuasa pada hari ‘Asyura. Diantaranya
 adalah hadits Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau berkata:
كان رسول اللَّهِ  أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فلما فُرِضَ رَمَضَانُ كان من شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
Adalah Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam memerintahkan
 (perintah yang mewajibkan) puasa pada hari ‘Asyura. Maka tatkala telah 
diwajibkannya ramadhan,maka siapa yang ingin berpuasa maka silahkan dan 
siapa yang ingin berbuka juga boleh.” (HR.Bukhari:1897,Muslim: 1125)
Dalam
 riwayat Muslim dari hadits Abu Qatadah bahwa Rasulullah shallahu 
‘alaihi wasalam ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura,maka beliau 
menjawab:
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“menghapus dosa setahun yang telah lalu.” (HR.Muslim:1162)
Dan
 juga dianjurkan berpuasa pada tanggal sembilan muharram,berdasarkan 
hadits Ibnu abbas radhiallahu’anhu bahwa beliau berkata: tatkala 
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam berpuasa pada hari ‘Asyura dan 
memerintahkan untuk berpuasa padanya. Mereka (para shahabat) 
berkata:wahai Rasulullah,itu adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan
 Nashara. Maka bersabda Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam : jika tiba 
tahun yang berikutnya,insya Allah kita pun berpuasa pada hari 
kesembilan. Namun belum tiba tahun berikutnya hingga Rasulullah shallahu
 ‘alaihi wasalam wafat.” (HR.Muslim:1134)
7) Puasa dibulan sya’ban
Diantara
 bulan yang dianjurkan memperbanyak puasa adalah dibulan sya’ban. 
Berdasarkan hadits Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau berkata:
فما رأيت رَسُولَ اللَّهِ  اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إلا رَمَضَانَ وما رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا منه في شَعْبَانَ
“aku
 tidak pernah melihat Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam menyempurnakan
 puasa sebulan penuh kecuali ramadhan,dan aku tidak pernah melihat 
beliau berpuasa yang lebih banyak dari bulan sya’ban,” (HR.Bukhari:1868)
Kecuali
 pada hari-hari terakhir,sehari atau dua hari sebelum ramadhan ,tidak 
diperbolehkan berpuasa pada hari itu,terkecuali seseorang yang menjadi 
hari kebiasaannya berpuasa maka dibolehkan,seperti seseorang yang 
terbiasa berpuasa senin kamis,lalu sehari atau dua hari tersebut 
bertepatan dengan hari senin atau kamis. Hal ini berdasarkan hadits 
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bahwa beliau bersabda:
لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ ولا يَوْمَيْنِ إلا رَجُلٌ كان يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ
“Janganlah
 kalian mendahului ramadhan dengan berpuasa sehari dan dua hari,kecuali 
seseorang yang biasa berpuasa pada hari itu maka boleh baginya berpuasa. (HR.Muslim:1082)
sumber : http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/08/03/7-tujuh-puasa-puasa-sunnah-yang-perlu-kita-ketahui/
demikian postingan kali ini, InsyaAllah bermanfaat. :)
oh ia, berhubung Hari Raya Idul Fitri sudah dekat, sekaligus mau mengucapkan :
Minal Aidin wal Faidzin 
Taqabbalallahu minnaa wa minkum
semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menerima amalan kita.
semoga masih bisa dipertemukan dengan Ramadhan Tahun depan. 
Amin :)  







0 komentar:
Posting Komentar